Alkisah enam orang dari tanah Indus, Ingin belajar banyak sekali Pergi mencari seekor gajah (meskipun keenam orang ini buta) Yang berdasarkan pengamatan masing-masing supaya Dapatlah memuaskan hatinya
Orang pertama mendekati sang gajah, Terjatuhlah ia Pada badan gajah yang kuat dan lebar Langsung ia berseru: “Tuhan memberkatiku! Gajah ternyata seperti tembok!“
Orang kedua menyentuh gading sang gajah Berteriak, “Ha! Apa yang kita dapatkan, Sangat bulat dan halus dan tajam? Menurutku, ini sangatlah jelas bahwa Benda luar biasa yang bernama gajah ini Adalah seperti tombak!“
Orang ketiga tanpa sengaja memegang Belalai sang gajah diantara tangannya Dengan tegas ia berkata: “Saya mengerti sekarang,”katanya, “gajah adalah seperti seekor ular besar.”
Orang keempat menjulurkan tangannya Dan menyentuh kaki sang gajah: “yang paling menyerupai binatang besar ini adalah, sangatlah gampang,”katanya; “jelaslah kalau gajah adalah seperti sebatang pohon!”
Orang kelima yang kebetulan memegang kuping sang gajah, Berkata,” bahkan orang yang paling butapun Bisa mengatakan apa yang paling mirip dengan binatang ini Tanpa mengabaikan kenyataan Binatang yang hebat ini adalah Seperti sebuah kipas!”
Orang keenam tanpa membuang waktu mulai Meraba sang binatang besar Tertangkaplah ekor sang gajah yang bergoyang-goyang Yang ada dalam jangkauannya “Aku tahu,” katanya, “gajah adalah seperti seutas tali!”
Begitulah enam orang dari tanah Indus ini Bertengkar dengan keras dan berkepanjangan Masing-masing mempertahankan pendapatnya Sangat kaku dan keras, bahkan sampai saling mencela pendapat rekannya. saling beradu jotos, karena mereka masing-masing yakin dengan apa yang mereka alami.
semua pendapat mereka memiliki kebenaran, Kesalahan dari masing masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing masing hanya menjelaskan keyakinannya saja.
kita manusia hanyalah kerdil di hadapan Yamng Maha Besar. seperti buih di tengah samudera, seperti debu di padang pasir. dan rupanya di indonesia banyak sekali "orang buta yang berdebat tentang gajah dalam pandangannya."
Kisah ini terkenal dalam versi Rumi “Gajah dalam Rumah Gelap,” yang dimuat dalam Matnawi. Guru Rumi, hakim Sanai, menyodorkan versi ini dalam buku pertama yang dianggap klasik di kalangan Sufi, Taman Kebenaran yang Berpagar. Ia meninggal tahun 1150.
Kedua kisah itu merupakan penyampaian cara pemikiran yang sama, yang menurut tradisi, telah dipergunakan oleh guru-guru Sufi selama berabad-abad.
Mengamati perdebatan klise yang selalu dan selalu terjadi di forum ini dan juga di tetangga sebelah yang ujung2nya selalu bermuara pada perdebatan keyakinan, memang sangat membuat trenyuh, saya jadi teringat sebuah cerita bijak tentang 6 orang buta dan seekor gajah:
0 komentar
Posting Komentar