Ketika hampir seluruh penghunia planet BUMI mengutuk pembantaian massal Israel di tanah Palestina, bahkan ketika PBB sebagai Lembaga dunia pun diabaikan (tidak di gubris). Jelas ini adalah KEBIADABAN yang di rencanakan. Anak2, bahkan bayi2 mungil di bunuh tanpa sedikit pun belas kasihan. Saya lihat berita di TV ONE ketika seoarang Wartawan di tembak dalam jarak dekat oleh tentara Israel yang sempat terekam Kamera wartawan lainnya, pada hal Jelas dalam perang PRESS tidak boleh di bunuh (Subhanalloh). Blokade Bantuan obat2an, makanan, relawan, tim medis, bahkan penggunaan senjata kimia berbahaya yang di gunakan Zionis Israel semakin memperparah penderitaan saudara2 kita di Palestine, (Allohuakbar)
Saya tidak tahu musti memulainya dari mana tapi yang jelas, begitu saya melihat berita ini pertama kali ba’da Subuh setelah menikmati kuliah Subuh Mama (Dedeh) & Aa’ di stasiun TV swasta. Sungguh hati saya trenyuh melihat apa yang terjadi di bumi Palestina. Saya membayangkan bagaimana bila saya berada di sana. Sudah pasti saya tidak akan bisa menulis di blog seperti saat ini. Jangankan menulis di blog, hampir dipastikan saya akan disibukkan dengan mengurus korban (yang mungkin juga sanak saudara saya sendiri) dan juga kesibukan mencari makan dan minum yang langka sekali karena akses ke arah Jalur Gaza ditutup oleh Israel. Memang serangan tanggal 27 Desember 2008 yang lalu bukanlah yang pertama dilakukan Israel, karena sudah bertahun-tahun mereka melakukannya. Dengan jumlah penduduk sipil tewas sebanyak 320 orang dan 1400 lainnya luka-luka, sudah cukuplah membuat hati ini bergetar. Namun betapa tak berdayanya saya dan kita2 ini di sini yang masih bisa melakukan aktivitas lainnya sementara saudara2 kita mengerang kesakitan, kelaparan, kehausan. Semoga Allah melindungi saudara-saudara kita. AMin ya Rabbalamin. Sementara itu saya juga mengajak Anda untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan pikiran, doa dan atau materi

0 komentar